Selamat Datang kepada pengunjung budiman ke blog SYIFA AS SAKINAH C&S. Terimakasih .. Sertai segera Insurans Kesihatan Prudential BSN Takaful , Skim Pelaburan Ahli KWSP & Khidmat Kaunseling serta Pengubatan Islam. Buat appoinment & berbicang segera terus dgn saya. .

Friday, 19 October 2012

Teori Psikoanalisis : Id , Ego dan Superego

Pikiran kita terdiri atas tiga bagian, masing-masing memiliki motif dan perkembangannya sendiri-sendiri. Akan tetapi, biasanya ketiga bagian tersebut bergabung untuk membantu kita bertahan hidup

Id adalah yang paling utama berkembang. Id ada sejak lahir dan sendirian selama dua tahun. Id bekerja dengan menggunakan Prinsip Kesenangan – bayi mencari ketidaksenangan (seperti lapar, basah dan dingin). Id bersifat egois dan menginginkan pemuasan segera.


Ego berkembang saat kita berusia dua tahun dan bekerja dengan menggunakan Prinsip Kenyataan. Untuk bertahan hidup kita harus realistis dan merencanakan masa depan kita. Oleh karena itu, id tidak selalu dapat berjalan sesuai keinginannya, ego sering menahannya.(Id berasal dari bahasa latin – Freud menggunakan bahasa Jerman “das es” yang diterjemahkan menjadi Id).

Ego tidak selalu menghambat id. Seseorang kadangkala harus melepaskan idnya dan bersenang-senang! Kalau tidak, id akan menjadi frustrasi dan mencari jalan sendiri di tempat dan waktu yang salah.

Ego bagaimanapun juga masih tetap egois, melindungi dirinya dari kerugian.

Freud berpikir bahwa ini akan menjadi masalah pada orang-orang yang tumbuh besar di Eropa yang ketat, karena di sana kenikmatan – terutama kenikmatan seksual – sering dihambat.

Superego mulai berkembang saat kita berusia tiga tahun (dipengaruhi oleh orangtua), dan kemudian secara bertahap berkembang selama masa kanak-kanak, dan menjadi benar-benar matang saat puber.
“super” berarti ”di atas” – melihat ke bawah dan mengawasi pertentangan “id-ego”.


Superego adalah “kata hati” atau “penjaga moral” yang menghentikan kita dari berbuat kesalahan, terutama dalam pengertian menjadi antisosial. Sementara id dan ego bersifat mementingkan diri sendiri, maka superego mempertimbangkan orang lain.

Diterapkan pada tingkah laku kriminal, ada kemungkinan ada yang superegonya tidak berkembang seutuhnya. Hal ini dapat menjelaskan mengapa ada orang yang tidak menunjukkan rasa bersalah atau sesal atas kejahatannya.


Sumber : http://ic-insightcommunity.blogspot.com

No comments:

Post a Comment